Jumat, 05 Februari 2016

Sempurna dan Selesai

   Aku seutuhnya belajar untuk menerima dan mensyukuri setiap hal, baik yang menurutku baik ataupun tidak. Bukan karena tak mau berupaya untuk membuat lebih baik segala hal yang ada di depan mata, namun karena rasa percayaku jauh lebih besar untuk mengiyakan bahwa Tuhan tahu segala yang terbaik untukku daripada orang-orang yang menyayangiku, bahkan diriku sendiri.

   Bukan hal mudah untuk menerima hal-hal yang harus kita jalani tanpa disertai hati yang mau dan rindu. Tapi terkadang kita memang tidak mengenali diri kita sendiri dengan baik. Ini hanya bicara tentang rasa percaya.

   Banyak hal yang kita ragukan saat harus memilih. Bukan hanya ragu, namun yang lebih besar dari itu adalah rasa khawatir.

   Rasa ragu yang disertai dengan pertanyaan besar bahwa tepatkah pilihan yang kita pilih? Rasanya hati ini belum berdamai ketika harus membuat keputusan. Namun sekali lagi, ini hanya bicara tentang rasa percaya.

   Rasa khawatir yang timbul pun tak kalah mengusik dengan disertai deretan pertanyaan. Apa yang akan terjadi setelahnya, bagaimana menjalani tantangan yang akan datang, bisakah aku menghadapi dan menjalaninya. Ah, rasanya baru memikirkannya saja sudah membuat kepala ini berputar. Sekali lagi, ini hanya bicara tentang rasa percaya.

   Ya, aku mengalami dan menyaksikan semua keajaiban dari rasa percaya. Setelah sebelumnya harus bergulat dengan rasa ragu dan khawatir akan apa yang harus aku jalani.

   Banyak yang masih membuatku ragu memang, bahkan kwkhawatiran kerap kali menjadi bagian di saat-saat ini. Namun, banyak yang sudah kusaksikan, bahwa Tuhan selalu bekerja dalam hidupku untuk mendatangkan kebaikan. Segala hal yang Ia rancangkan selalu sempurna. Dan aku percaya, bahwa tangannya bekerja hingga selesai, tanpa meninggalkan keraguan dan kekhawatiran.

   Maka, percayalah bahwa Tuhan selalu bekerja dengan sempurana hingga selesai.

Kamis, 23 Mei 2013

Belajar itu setiap waktu; ketika kamu melihat, mendengar, dan merasa.




Aku bersyukur dapat melihat setiap mataku terbuka.  Aku bersyukur dapat mendengar setiap aku terjaga. Aku bersyukur dapat merasa setiap nafasku berhembus. Sehingga, hingga saat ini aku bersyukur dapat selalu belajar dari segala dan sesama.
Aku sangat terbiasa dengan kata “terima kasih” dan “maaf”. Karena aku tahu, dengan kata-kata itu aku dapat belajar kerendahan hati.
Aku terbiasa dengan kata “sama-sama” dan “ya”. Karena aku tahu, dengan kata-kata itu aku dapat belajar memberi.
Dan pada akhirnya, aku mau selalu belajar bersyukur. Karena aku, sebagai manusia yang diberkati dengan luar biasa, terkadang seringkali lupa dengan yang memiliki segala. Terima kasih Tuhan untuk hidupku. Terima kasih Tuhan untuk sesamaku. Terima kasih Tuhan untuk aku yang bisa belajar dari segala dan sesama. ^_^

Kamis, 31 Maret 2011

Laguku . .


  Aku sungguh mengucap syukur untuk hari ini. Satu kepercayaan (lagi) yang Tuhan berikan untukku. Setiap anugerah dalam bentuknya masing-masing selalu menjadi bagian dalam setiap langkah. 
 Bagi yang lainnya, bukan saatnya lagi aku meminta dan menuntut untuk aku menerima. Saat ini dan seterusnya, aku berusaha untuk memberi dari apa yang aku miliki dan apa yang dapat aku perbuat.
  Terima kasih untuk setiap doa, harap dan ucap yang tersampaikan bergantian. Aku sungguh merasa menjadi bagian yang tercipta untuk merasakan kehangatan.
 Ini laguku, dan dengan cintaku aku mengasihi semua yang menjadi bagian di hariku. ^_^ 

Selasa, 15 Maret 2011

Pilihanmu . .

Kadang kita malah tak tahu apa-apa jika kita hanya memilih berdiam diri dan menghindari apa yang terjadi di luar sana. Bahkan kita tak bisa tahu apa rencana Tuhan untuk setiap kita jika kita membatasi apa yang Dia gunakan sebagai perantara untuk menyampaikan maksudNya. Butuh keberanian untuk menghadapi hal-hal yang baru, yang seringkali tak terpikirkan dan terkadang tidak sesuai dengan kehendak kita.
Setiap orang memiliki hak untuk berpendapat mengenai sesuatu hal menurut cara pandangnya masing-masing. Tapi, tidak semua hal yang kita nilai menurut perspektif kita, dapat diterima oleh orang lain. Belajar untuk mengerti dan menerima, mungkin itu dapat menjadi solusi. Bersyukur untuk setiap hal yang kita miliki, itu pasti menjadi kunci.
Menjadi Si pemberi mungkin jadi keinginan setiap orang. Tapi tidak sedikit juga mereka yang lebih memilih untuk menjadi Si penerima dan bertahan pada pilihannya. Tinggal pilihan kita, apakah kita memilih untuk menjadi pribadi yang dapat berguna bagi orang lain, atau hanya menginginkan orang lain dapat berguna bagi diri kita.
Hari ini aku belajar banyak dari serangkaian kata yang terucap bergantian. Katanya, ibarat setitik tinta hitam di atas secarik kertas putih. Ya, seringkali kita memilih untuk fokus pada titik itu, padahal masih banyak ruang yang dapat kita isi dengan kehidupan kita yang dapat dituliskan dengan serangkaian kata yang penuh makna.
Semuanya hanya berbicara tentang pilihan. Pilihan kita hari ini, menentukan apa yang akan terjadi kelak. Aku tidak mau ada pada pilihan yang salah. Aku pastikan hanya Tuhan yang dapat menunjukkan arah terbaik untuk kompas kehidupan setiap kita. Tentukan pilihanmu!

Senin, 14 Juni 2010